DI TELAGA WARNA DIENG ; Rambut Gembel Diruwat dan Dilarung

Anak-anak di wilayah dataran tinggi Dieng yang sejak lahir memiliki kelainan bawaan berambut gembel, mengikuti upacara ritual budaya Ruwatan Potong Rambut Gembel. Upacara ini dilaksanakan di kompleks Batu Tulis kawasan Wisata Telaga Warna Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (13/4). Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, pelaksanaan kegiatan ini dilakukan, didasari oleh keyakinan untuk sarana membebaskan diri anak dari rambut gembel, supaya si anak bisa hidup layaknya manusia pada umumnya.

Kegiatan ruwatan diawali dengan mengarak lima anak berambut gembel, masing-masing Muhamad Ali (7), Muhamad Yasin (7), Parkono (8), Tuwanti (6), dan Fadliah Lutvianingsih (4), menuju kawasan wisata Telaga Warna. Berbagai kebutuhan untuk prosesi ritual seperti tumpeng, ingkung ayam dan jajan pasar turut menyertai arak-arakan. Selain itu juga ditampilkan berbagai kesenian tradisional seperti tari Kuda Kepang, Cucuk Lampah dan sejumlah kesenian tradisional lainnya. Sebelum prosesi ruwatan dimulai, anak-anak berambut gembel disucikan, dengan cara dimandikan terlebih dulu menggunakan air suci yang ada di dalam Goa Semar. Selanjutnya mereka dibawa menuju kompleks Batu Tulis di kawasan Telaga Warna. Sesampai di sana segera dilakukan ritual potong rambut gembel, dipimpin oleh Ki Rusmanto, tokoh spiritual yang juga dikenal sebagai juru kunci dataran tinggi Dieng. Potongan rambut kemudian dilarung di Telaga Warna, setelah sebelumnya dilakukan upacara Larungan. “Ritual cukur rambut gembel ini merupakan tradisi yang telah dilakukan oleh masyarakat Dieng sejak berpuluh-puluh tahun silam. Sebagai bentuk penghormatan kepada Kyai Kolodete, yang diyakini sebagai salah satu pendiri Wonosobo,” tutur Ki Rusmanto. (M-3)-z Sebelum dicukur, lanjut Ki Rusmanto, anak-anak berambut gembel itu biasanya meminta sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. “Kadang permintaannya aneh-aneh. Seperti saat ini ada anak yang minta ayam satu karung, perhiasan emas, sepeda mini, satu setel pakaian dan telur satu kotak,” ujarnya. Selain itu, imbuhnya, ada juga yang permintaannya ringan. Seperti hanya meminta dua telor ayam atau jenis mainan anak tertentu. “Kalau tidak dituruti biasanya anak langsung sakit panas, bahkan ada yang kejang-kejang dan meninggal,” kata Ki Rusmanto dengan nada serius. (M-3)-z

http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=159475&actmenu=35

0 Comments:

Post a Comment




 

Blog Template by Adam Every. Sponsored by Business Web Hosting Reviews